Bismillahir-Rahmaanir-Rahim.
Pertarungan jaman dengan lebih banyak jumlah manusia, menyuguhkan mereka
berbagai cobaan dalam kehidupan. Salah satunya adalah tentang mencari nafkah.
"Mencari
yang haram saja susah, apalagi mencari yang halal" begitu ucap banyak
manusia yang nyaris putus asa dalam memenuhi kebutuhan perut mereka. Ya, memang
begitulah kenyataan yang kita bisa jumpai di sekitar kita sekarang ini. Banyak
orang jungkir-balik bekerja dan mengumpulkan harta demi sesuap nasi, dan tak
jarang, terselip kesalahan dalam langkah tersebut.
Akal tidak
lagi perduli dan hati tidak lagi berontak, meski harus mengambil dan
mendapatkan makanan haram yang sangat dilarang oleh Allah.
Namun betapa
kasihannya manusia yang memilih yang haram untuk menjadi bahan baku darah
mereka. Tidakkah seharusnya mereka bingung, karena betapapun banyaknya harta
haram itu, maka tidak akan bermanfaat bagi mereka, malah akan sangat merugikan
kehidupan mereka.
Bingung? ya,
ketika harta haram itu kita makan, maka gara-gara makanan tersebut, doa kita bisa
tidak diterima oleh Allah.
Ibnu Abbas
berkata bahwa Sa'ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi SAW, "Ya
Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh
Allah." Apa jawaban Rasulullah SAW, "Wahai Sa'ad perbaikilah
makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang
selalu dikabulkan doanya.Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika
ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan
diterima amalnya selama 40 hari dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari
hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak baginya." (HR At-Thabrani)
Doa adalah senjata kita. Ketika kenyataan sudah menyudutkan kita pada kenyataan paling susah sekalipun, maka tiada jalan lain bagi kita untuk mengadu kecuali kepada Allah.
Lalu jika dengan harta haram yang sudah terlanjur mengalir menjadi darah di tubuh kita, doa kita jadi tertolak, maka kemana lagi kita harus berbagi, saat manusia tak ada lagi yang bisa mengangkat kesulitan kita? Atau ketika harta haram itu telah menjadi bagian dari tubuh kita maka akan menghalangi kita meraih surga. Seperti sabda Rasulullah SAW, ”Sesungguhnya tidak masuk surga daging dan darah yang tumbuh dari sesuatu yang haram, namun neraka lebih berhak untuknya. (HR Imam Ahmad Bin Hambal) Bukankah semua orang akan mati, dan pastinya semua orang berharap bahwa muara dari kematian itu, adalah diperolehnya surga sebagai tempat tinggal abadi?. Lalu mengapa harus "menggorok leher sendiri" dengan mematikan kesempatan kita untuk memperoleh surga disebabkan karena sesuatu yang haram?
Doa adalah senjata kita. Ketika kenyataan sudah menyudutkan kita pada kenyataan paling susah sekalipun, maka tiada jalan lain bagi kita untuk mengadu kecuali kepada Allah.
Lalu jika dengan harta haram yang sudah terlanjur mengalir menjadi darah di tubuh kita, doa kita jadi tertolak, maka kemana lagi kita harus berbagi, saat manusia tak ada lagi yang bisa mengangkat kesulitan kita? Atau ketika harta haram itu telah menjadi bagian dari tubuh kita maka akan menghalangi kita meraih surga. Seperti sabda Rasulullah SAW, ”Sesungguhnya tidak masuk surga daging dan darah yang tumbuh dari sesuatu yang haram, namun neraka lebih berhak untuknya. (HR Imam Ahmad Bin Hambal) Bukankah semua orang akan mati, dan pastinya semua orang berharap bahwa muara dari kematian itu, adalah diperolehnya surga sebagai tempat tinggal abadi?. Lalu mengapa harus "menggorok leher sendiri" dengan mematikan kesempatan kita untuk memperoleh surga disebabkan karena sesuatu yang haram?
Ketika harta
haram telah menjadi bagian dari diri kita, maka tidak diterimalah amalan kita.
Rasulullah saw bersabda, "Ketahuilah bahwa suapan haram jika masuk ke
dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40
hari." (HR At-Thabrani).
Apalah guna bagi kita jika kita hidup tanpa ridho Allah. Dan ketika makanan itu menjadi penghalang diterimanya amalan kita oleh Allah, maka masihkan ada makna bagi kita untuk menjadi pribadi yang pantas dibanggakan?.
Apalah guna bagi kita jika kita hidup tanpa ridho Allah. Dan ketika makanan itu menjadi penghalang diterimanya amalan kita oleh Allah, maka masihkan ada makna bagi kita untuk menjadi pribadi yang pantas dibanggakan?.
Dan apalagi
apa jadinya jika esok hari, Allah menghendaki kita untuk meninggal, dalam
keadaan amal kita yang tertolak karena makanan haram yang kita makan?
Dan ketika harta haram itu telah menjadi pilihan kita, maka silaturrahmipun juga akan jadi sia-sia. Hal ini disabdakan oleh Rasulullah saw , "Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah saw bersabda, " Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara' (berhati-hati)." (HR Abu Daud).
Dan ketika harta haram itu telah menjadi pilihan kita, maka silaturrahmipun juga akan jadi sia-sia. Hal ini disabdakan oleh Rasulullah saw , "Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah saw bersabda, " Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara' (berhati-hati)." (HR Abu Daud).
Dan harta
yang haram juga akan menjadikan sholat dan sedekah kita sia- sia. Dengarlah apa
yang disabdakan Rasulullah saw, "Barangsiapa yang membeli pakaian dengan
harga sepuluh dirham di antaranya uang haram, maka Allah tidak akan menerima
shalatnya selama pakaian itu dikenakan." (HR Ahmad)
"Barangsiapa
mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, dan
dosa untuknya." (HR Ibnu Huzaimah) Lalu, dimanakah lagi sepantasnya harus
kita letakkan dan harus apakan lagi harta atau makanan yang haram itu?
Saudaraku
yang dirahmati Allah. Kadang bagi kita, bahwa hidup adalah tentang sebuah
pilihan, memilih tentang yang halal atau yang haram.
Tapi
ketahuilah bahwa kebebasan memilih antara yang halal dan haram itu tidak ada.
Buktinya ketika Allah melihat kita memilih yang halal, maka Allah akan
memuliakan dan ketika kita memilih yang haram, maka Allah akan
merendahkan...supaya apa? supaya kita memilih yang halal. Maka tak ada pilihan
lain bagi kita kecuali hanya memilih yang halal. Karena Allah selalu
menginginkan kita untuk menjadi hambanya yang baik dan selalu dalam kebaikan.Wallahua’lam
bish Shawwab Barakallahufikum
Semoga
tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci.
Salam santun dan keep istiqomah.
Salam santun dan keep istiqomah.
No comments:
Post a Comment