KONDISI PERMUKAAN
KOMUTATOR.
Komutator hanya akan bekerja baik
bila ada kontak elektrik yang baik antara permukaan komutator dengan carbon
brush. Untuk mencapai hal ini diperlukan permukaan komutator yang halus,
dipolish, permukaan yang silindris yang berputar pada center nya. Anda harus
melihatnya sendiri pada waktu komutator berputar pada kecepatan maksimum dan
melihat geseran antara carbon brush dengan permukaan komutator untuk melihat
mengapa permukaan itu harus se halus dan se-center mungkin. Perlu diingat bahwa
komutator itu bukan sebuah unit yang pejal. Ia terdiri dari segmen-segmen tembaga
dan plat-plat mika yang diklem diantara suku-suku yang terbuat dari besi.
Segmen segmen komutator ini peka terhadap perubahan suhu, karena koefisien muai suku-sukunya berbeda-beda. Kondisi ini akan menyebabkan selalu ada tegangan mekanis internal yang cenderung akan menggeser posisi suku-suku ini. Suku-suku ini juga cenderung akan saling bergeser pada waktu komutator berputar akibat adanya gaya sentrifugal.
Segmen segmen komutator ini peka terhadap perubahan suhu, karena koefisien muai suku-sukunya berbeda-beda. Kondisi ini akan menyebabkan selalu ada tegangan mekanis internal yang cenderung akan menggeser posisi suku-suku ini. Suku-suku ini juga cenderung akan saling bergeser pada waktu komutator berputar akibat adanya gaya sentrifugal.
Walau telah dilakukan usaha untuk
mempertahankan agar permukaan komutator halus, selalu saja ada variasi kecil
pada permukaan komutator ini. Variasi kecil ini akan dapat diikuti oleh gerakan
carbon brush yang ditekan dengan pegas untuk “melekat” di permukaan komutator, asalkan
variasinya tidak terlalu mengejut. Adalah tugas maintener untuk mengamati
permukaan komutator apakah ada masalah padanya dan berusaha memperbaikinya
sebelum terjadi kerusakan yang fatal. Diperlukan pengetahuan tentang beberapa
kondisi permukaan dan bagaimana kondisi ini mempengaruhi komutasi.
SURFACE
FILM
Suksesnya operasi mesin DC tergantung
pada bagaimana memelihara adanya “surface film” pada permukaan komutator. Film yang
terdiri dari carbon, grafit, oksida tembaga dan uap air akan mengendap pada
permukaan komutator akibat gejala elektro-kimiawi. Film itu terbentuk oleh
adanya tekanan geser carbon brush ke permukaan komutator dan oleh adanya arus
normal yang mengalir dari komutator ke carbon brush Pada kenyataanya permukaan komutator tidak
pernah halus sempurna, walau kalau diraba atau dilihat dengan mata kelihatanya
rata/halus. Hal inilah yang memungkinkan terbentuknya surface film.
Pada komutator baru atau yang habis
direkondisi, carbon brush juga sedang menyesuaikan bentuk (sedang melamak diri)
dan itulah mulainya terbentuk film dari karbon, segera setelah arus mulai
mengalir. Mungkin diperlukan beberapa jam atau beberapa hari sampai carbon film
benar-benar terwujud. Setelah carbon film terbentuk, film ini akan tetap
terjadi dan terjaga oleh adanya geseran carbon brush dan adanya arus dari
komutator ke carbon brush. Suhu sekitar,
kelembaban dan laju pemakaian carbon brush, semuanya berpengaruh terhadap
surface film ini. Bila film ini rusak, baik oleh penyebab arus listrik ataupun
oleh penyebab mekanis, komutator dan carbon brush akan lebih cepat aus.
Kontak geser semacam carbon brush
dan komutator, sangat sensitif bahkan terhadap variasi kondisi udara sekitar
sekecil apapun. Kontaminasi
asam, basa, debu dan minyak, akan bereaksi terhadap carbon brush dan permukaan
komutator yang dapat merusak kondisi permukaan komutator. Bahkan perubahan
normal dari kelembaban udara dapat berpengaruh pada contact voltage drop dan gaya gesek dari carbon
brush. Perubahan-perubahan ini dapat membuat adanya pola-pola (pattern) yang
“tidak biasa” pada permukaan komutator.
Kontaminasi kimiawi adalah yang paling
besar pengaruhnya, karena pembentukan endapan material oksida karbon biasanya
akan sangat merusak. Endapan debu akan mengikis adanya film ini, sementara
endapan partikel lain akan bereaksi dengan tembaga dan membentuk material non
konduktif. Banyak lagi material organik yang bersifat kontaminasi
juga merusak surface film komutator. Uap minyak sangat berpengaruh terhadap
surface film ini. Ia akan membentuk insulating film surface, tapi juga membuat
adanya noktah-noktah pada surface film. Hal ini akan membuat kerusakan film yang
lebih cepat. Pengecekan apakah ada tidaknya kerusakan dilakukan pada pemeliharaan
periodik. Bila tidak nampak ada kerusakan, tidak diperlukan suatu tindakan
tertentu.
Beberapa tipe carbon brush memberi
carbon film yang lebih tebal dari jenis yang lain, tergantung tingkat kekerasan
carbon brush tersebut. Carbon brush dengan kekerasan tertentu memerlukan
kerapatan arus yang lebih besar dari jenis yang lain. Pabrik pembuat mesin
elektrik akan merekomendasikan jenis dan grade/tingkat kekerasan carbon brush
yang sesuai. Jangan mengganti atau mencampur dengan grade yang lain. Akan
berpengaruh terhadap kerusakan komutator maupun umur carbon brush. Pentingnya
memelihara surface film ini tidak dapat diabaikan. Bila surface film
terpelihara, keausan carbon brush dan komutator akan diminimalisir. Komutasi
juga akan lebih baik, tandanya adalah tidak terlihat adanya bunga api
listrik yang merusak.
![]() |
Perubahan
warna tembaga mencadi coklat tua (deep brown-chocolate) tidak menjadi masalah
asalkan tetap halus dan tampak seperti dipolish glossy (Gambar 6)
POLA WARNA
Pola-pola ini tidak menyatakan
adanya kerusakan. Pola warna ini ada beberapa jenis (Gambar 7 dan Gambar
8). Selama polanya tertentu untuk seluruh permukaan komutator, tidak perlu
dihiraukan.
MARKING.
ETCHING DAN FLAT
SPOT
Permukaan komutator dapat mengalami
gejala yang dikenal dengan sebutan discolorisation. Beberapa penyebab
terjadinya discolorisation dan etching antara lain
1. Beban terlalu
berat
2. 2. Penyetelan elektrik salah, seperti
shims yang tidak tepat dipasang dibelakang commutating pole. Gap interpole
yang salah.
3. Kekerasan carbon brush (brush grade) tidak
tepat.
4. Permukaan
komutator kasar.
5. Udara
terkontaminasi.
6. Brush spacing
tidak tepat.
7. Brush shifting
tidak tepat.
Cara terbaik untuk mengatasi kondisi
ini adalah dengan mengetahui penye-babnya dan melakukan koreksi-koreksi yang diperlukan.
Apabila kerusakan lebih lanjut tidak terjadi, “penyakit” ini mungkin akan
sembuh dengan sendirinya, bila sekali saja penyebabnya dapat dieliminir. Bila
ditemukan bahwa komutator itu harus dibubut ulang, hal itu harus dikerjakan
bersama dengan mengeliminasi penyebab utama tadi.
MARKING.
Kondisi marking pada permukaan
komutator nampak sebagai noda hitam, atau endapan hitam pada segmen komutator,
umumnya terjadi pada sisi trailing, tanpa terlihat adanya etching atau korosi
tembaga dibawahnya.
Check kondisi ini secepatnya dengan
menggunakan karet penghapus pensil untuk menghapus deposit. Kemudian periksalah
apakah permukaan tembaga menjadi lebih kasar atau terjadi berbintik-bintik
(pitting). Bila tidak nampak sesuatu, kondisi ini disebut marking, hapus saja
dengan kain pel (Gambar 9).
BAR SURFACE
ETCHING.
Kondisi etching permukaan
segmen (bar surface etching) nampak seperti marking yang berat, penghapus
pensil tidak dapat menghapus “pitting” nya, dan segmen nampak ter-erosi. Atau
permukaan segmen seperti terbakar. Kondisi ini disebabkan oleh adanya bunga api
antara carbon brush dengan segmen komutator dan etching ini biasanya nampak
dengan mata telanjang bila marking sudah dihapus (Gambar 10 dan Gambar 11).
Terminologi “burned segmen commutator”
sering digunakan untuk meng-indikasikan adanya surface etching. Ini sering
dipakai untuk menyatakan kondisi kelanjutan etching yang berarti etching meluas
tidak hanya pada segmen, tetapi sudah pada permukaan komutator.
Bila kondisi etching sisi segmen
(bar corner etching) semacam ini terjadi, sisi
segmen komutator kelihatan ter-erosi, nampak sisi ini terkikis, tetapi
tidak nampak tanda marking atau surface etching. Bar corner etching lebih mudah
dilihat kalau kita menggunakan lampu senter untuk menyoroti sisi segmen
komutator yang akan memantulkan sinar dari senter kita.
FLAT SPOT
Apabila etching tidak segera
ditangani dan diperbaiki, dan proses itu terjadi dan berlangsung terus, maka
akan terjadi kondisi noktah datar (flat spot). Flat spot dapat juga terjadi
oleh penyebab mekanis, misalnya getaran oleh bearing yang sudah rusak. Namun,
sebagai acuan, bahwa flat spot terjadi akibat gangguan sebelumnya yang
diindikasikan oleh adanya komutetator yang segmennya terbakar(burned segment
commutator) (Gambar 12).
THREADING
Threading adalah kondisi
permu-kaan komutator yang nampak adanya alur melingkar pada komutator. Threading
terjadi akibat goresan oleh carbon brush atau oleh gejala elektro-kimiawi.
ada gejala threading ringan, yang nampak adalah hanya surface film atau
warna yang tergores, tetapi pada threading berat, permukaan komutator akan
bergelombang (rippled).
Ini dapat
dirasakan dengan kuku jari bila kita menggosokan kuku jari kita sepanjang
permukaan segmen (Gambar 13 dan Gambar
14).
Permukaan carbon brush yang aus akan
mengisi celah segmen. Diwaktu komutator bergeser oleh gerakan end play, carbon
brush-carbon brush, terangkat dari celah segmen. Kemudian kontak antara brush
dengan komutator terputus, terjadi spark dan komutasi terhenti.
Beberapa hal yang mungkin menjadi
penyebab terjadinya threading :
1.
Kerapatan
arus pada carbon brush selalu rendah (mesin dibebani ringan)
2.
Ada debu atau material abrasif
pada permukaan carbon brush
3.
Serpihan mika atau tembaga melekat pada permukaan carbon
brush
4.
Kekerasan carbon brush tidak tepat.
Temukan penyebab threading dan lakukanlah
grinding untuk perbaikan sesuai dengan grinda yang dapat dipasang pada
lokomotif menurut tool catalog. Atau lakukanlah pembubutan komutator,
COPPER DRAG
Pada kondisi tertentu, dapat saja
tembaga terkikis dari ujung trailing segmen komutator. Nampak sebagai akibatnya
ada serpihan tembaga di permukaan komutator.
Copper drag disebabkan oleh partikel
tembaga, oksida tembaga dan kontaminasi yang tidak terikat erat pada permukaan
komutator. Pada saat komutator berputar, carbon brush akan mengikis material
ini dan ada yang masuk ke slot komutator. Hal ini akan menyebabkan jarak antara
segmen komutator tidak sama. Oleh adanya jarak yang berbeda itu akan timbul
bunga api pada carbon brush-carbon brush dan pada akhirnya menimbulkan
flashover. Jangan rancu antara copper drag dengan bar corner etching (Gambar 15
& Gambar 16)
Penyebab adanya copper drag antara lain :
1.
Lingkungan/udara
terkontaminasi
2.
Ada serpihan tembaga melekat
pada permukaan brush.
3.
Ada hard spot pada carabon
brush
4.
Kekerasan
carbon brush tidak tepat
5.
Getaran
yang berlebihan.
6.
Kerapatan
arus rendah.
Salah satu cara mengatasi copper drag
adalah dengan cara membersihkan permukaan komutator sesekali dengan “light
brush seater stone” Aoabila copper drag ini terjadi terus menerus, slot
komutator harus dikeruk dan dibersihkan.
BANDING
Banding adalah kerusakan permukaan
komutator yang membentuk alur (band) sekeliling permukaan dimana surface film sebagian
atau seluruhnya hilang. Alur bands ini bisa saja sangat sempit (jangan rancu
dengan threading), tetapi bisa juga dalam ukuran sekian persen dari brush path.
Lihat Gambar 17 untuk salah satu contoh
kerusakan dalam bentuk banding.
Penyebab banding antara
lain :
1.
Brush
film sangat tebal (film robek dari permukaan)
2.
Salah satu carbon brush kekerasanya tidak memenuhi syarat
3.
Hard
spot pada carbon brush.
Kerusakan
banding dapat di-perbaiki dengan gerinda tangan. Tentu saja setelah penyebabnya
diketahui.
EKSENTRISITAS.
Permukaan
komutator bisa saja halus, tetapi ia berputar tidak pada centernya. Ini
adalah kelainan permukaan komutator terhadap carbon brush yang sangat umum dan
sangat mudah diikuti.

Pada
akhirnya kontak antara brush dengan komutator akan putus dan secara bertahap
akan membakar permukaan komutator. Bila hal ini berkelanjutan permukaan komutator
akan rusak (Gambar 18).
Penyebab eksentritas antara lain.
1.
As
motor bengkok
2.
Bearing
rusak
3.
Komutator dibubut pada mesin yang tidak center
4.
Distorsi akibat perubahan suhu yang amat besar yang amat
cepat.
5.
Pada single bearing generator, eksentrisitas terjadi
kalau penyetelan kopling tidak baik
Bila terjadi kondisi ini, cari dulu
penyebabnya, baru kemudian lakukan penggerindaan, atau pembubutan. Jangan
gunakan gerinda tangan.
Apabila armature itu sedang tidak dalam
terasembling dengan stator, bubutlah komutator, kalau bisa jangan ganti
bearingnya. Apabila komutator dibubut dengan shaftnya sendiri, clearance pada
bearng sisi komutator harus sekitar 0,001 in
Pada
akhirnya kontak antara brush dengan komutator akan putus dan secara bertahap
akan membakar permukaan komutator. Bila hal ini berkelanjutan permukaan komutator
akan rusak (Gambar 18).
Penyebab eksentritas antara lain.
1.
As
motor bengkok
2.
Bearing
rusak
3.
Komutator dibubut pada mesin yang tidak center
4.
Distorsi akibat perubahan suhu yang amat besar yang amat
cepat.
5.
Pada single bearing generator, eksentrisitas terjadi
kalau penyetelan kopling tidak baik
Bila terjadi kondisi ini, cari dulu
penyebabnya, baru kemudian lakukan penggerindaan, atau pembubutan. Jangan
gunakan gerinda tangan.
Apabila armature itu sedang tidak dalam
terasembling dengan stator, bubutlah komutator, kalau bisa jangan ganti
bearingnya. Apabila komutator dibubut dengan shaftnya sendiri, clearance pada
bearng sisi komutator harus sekitar 0,001 in
SURFACE BREAK
Dapat terjadi bahwa ada beda level
pada permukaan komutator. Hal ini dapat terjadi akibat komutator yang benjol
(bump). Walau beda level permukaan amat kecil, tekanan pegas yang kuatpun tidak
dapat mempertahankan agar brush tetap melekat pada permukaan komutator. Brush
akan melompat dari level yang lebih tinggi ke level yang lebih rendah pada
salah satu arah. Bila arah putaran berbalik beda level ini akan “menendang”
brush dan brush melompat keluar permukaan komutator. Hal ini akan menyebabkan
timbulnya sparking, diikuti dengan timbulnya erosi electrik yang akan membuat
adanya flat spot pada permukaan komutator. Bila rpm-nya tinggi, tendangan ini
akan dapat membuat brush menyerpih (Gambar 19).
Penyebab
timbulnya surface breaks antara lain, pemukaan komutator benjol, karena
penanganan yang tidak hati-hati. Dapat juga akibat benturan dengan tool berat,
dsb, Untuk perbaikannya permukaan harus
dihaluskan kembali, bisa dengan grinda (bukan grinda tangan).
SEGMEN KOMUTATOR MENONJOL
Bila motor listrik diberi arus,
tetapi ia tidak berputar, segmen dibawah brush akan mengalami pemanasan
setempat dan memuai.
Pemuaian ini akan membuat segmen ini
lebih tinggi dari segmen-segmen disebelahnya. Bila kemudian armature berputar,
segmen yang tinggi ini akan menendang brush dan pada giliranya akan menimbulkan
bunga api dan membakar permukaan komutator. Bila kondisi ini tidak segera
diperbaiki, brush akan menyerpih dan menimbulkan flashover (Fig 20 dan
Gambar 21)
Dalam keadaan yang lebih berat, hal
ini akan menimbulkan suhu yang tinggi pada tembaga dan membuat tembaga itu
menjadi keras, disamping itu juga merusak ikatan pada mika. Bila hal ini
terjadi , mica flakes akan bergeser dari area pressurenya dan membuat daya ikat
antar segnmen melemah. Tembaga yang mengeras akibat pemanasan akan berbeda laju
keausanya dibanding tembaga biasa, mudah longgar dari ikatan dan akan terangkat
keatas oleh kecepatan armature yang tinggi. Segmen yang mengeras ini dapat
dideteksi dengan menggunakan scleroscope atau alat yang sejenis. Sering juga ia
dapat dilihat dari adanya discolorization pada sisi luar dari bidang jalan
carbon brush (brush track).
MIKA TINGGI (HIGH
MICA)
High mica
menyatakan hubungan antara tinggi permukaan plat mika terhadap permukaan
komutator. (Gambar 22-A
menyatakan tinggi yang benar). Dalam pemakaian normal, permukaan
komutator akan aus secara bertahap.
Pada
waktu tembaganya aus, kedalaman slot akan berkurang sampai satu saat ujung mika
akan lebih tinggi dari permukaan komutator (Gambar 22-B).
Pada kondisi ini mika dalam kondisi
“mika tinggi”. Kondisi mika tinggi ini dapat terjadi baik karena keausan pada
waktu operasi, maupun kesalahan pada waktu melakukan rekondisi
Kondisi kelainan yang lain adalah yang
disebut “feathers edge” (Gambar 22-C). Kondisi ini terjadi akibat salah
melakukan pemotongan (undercut). Kondisi high mica ini akan membuat komutasi
menjadi jelek dan pada giliranya merusakkan komutator.
KERUSAKAN
KARENA FLASH OVER.
Dalam operasinya komutaor tidak akan
serta merta rusak, permukaan komutator akan menampakkan gejala awal kerusakan,
yang memberi isyarat apa yang akan terjadi di kemudian hari. Setiap kondisi yang
menimbulkan bunga api, harus dicurigai sebagai keadaan yang akan menyebabkan
terjadinya suatu flashover.
Setiap
bunga api yang cukup besar, akan menyebabkan udara diatas permukaan komutator
menjadi konduktif karena udara disitu terionisasi. Konduktifnya udara diatas permukaan
komutator ini akan menyebabkan adanya loncatan muatan listrik besar dari satu
brush holder ke brush holder yang lain dan terjadilah apa yang disebut sebagai
flashover. Bukti bahwa telah terjadi flashover pada permukaan komutator, adalah
nampak adanya percikan tembaga pada ujung-ujung segmen pada brush holder dan
sekitar isolasi, bahkan pada frame (Gambar
23).
Apabila nampak tanda-tanda bekas
flashover, bersihkan komutator, amati apa ada kerusakan yang parah. Periksa
kondisi permukaan carbon brush. Perbaiki bagian-bagian yang rusak. Kalau parah,
ganti komutatornya.
sekian dulu artikel dari komutator 2, masih ada lagi artikel mengenai komutator dan akan di posd pada postingan berikutnya. Terima kasih.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKADG PICTURI: The 8 Best Online Casino and Slot Machine
ReplyDeleteKADG deccasino PICTURI is your new online casino and slot machine. The 8 best online casinos with fun bonus games, 온카지노 and the 바카라 사이트 best casino