Komutator adalah bagian vital dari
motor dan generator DC, karena itu perlu perhatian yang besar. Komutator dapat memberi
tanda/sinyal akan terjadinya kerusakan motor atau generator. Bila anda dapat
mengenali tanda-tanda atau gejala ini dan tahu apa yang harus anda lakukan anda
akan dapat mencegah kerusakan sebelum ia terjadi.
FUNGSI KOMUTATOR
Ada tiga
fungsi komutator yaitu
1. Sebagai kontak geser antara carbon
brush yang fixed dengan armature yang berputar untuk mengambil atau memberi
arus listrik ke mesin elektrik
2. Bekerja sebagai saklar pembalik (reversing
switch). Pada waktu ujung akhir armature coil melewati posisi carbon brush,
komutator menswitchnya dari satu sirkit ke sirkit yang lain dimana arusnya
mengalir pada arah sebaliknya. Jadi semua coil mempunyai arus yang mengalir
melalui posisi-posisi itu dalam arah yang sama setiap saat.
3. Komutator juga menyalurkan
tegangan dari setiap armature coil dari dalam sirkit armature coil ke permukaan
carbon brush. Tegangan setiap batang coil saling menambah satu sama lain
diantara carbon brush-carbon brush. Hal ini akan menghasilkan tegangan operasi
mesin elektrik yang muncul dalam carbon brush-carbon brush.
KOMUTASI
Komutasi adalah pembalikan arus dari
coil yang sedang di hubung singkat oleh carbon brush. Arus yang mengalir
melalui carbon brush dan armature winding sebuah mesin DC biasanya mengambil
beberapa jalur pada armature windings disaat arus itu masuk dari komutator ke
carbon brush.
Setelah
arus itu mengalir melalui windings, jalur-jalur itu bertemu lagi dan arus
mengalir melalui carbon brush keluar.
Pada
waktu sebuah coil bergerak dibawah carbon brush (Gambar 1), pada salah satu
sisi carbon brush arus mengalir dalam suatu arah, dan akan mengalir pada arah yang
berlawanan bila coil itu ada pada sisi lain.
Jadi arus tersebut harus menjadi nol
lebih dulu pada segmen komutator yang berada dibawah carbon brush, sebelum
berbalik arah pada coil berikutnya. Sebagai catatan, carbon brush itu harus cukup lebar untuk
menjembatani dua segmen komutator berurutan dan meng hubung singkat armature
coil untuk sesaat. Inilah yang disebut komutasi.
Apa yang akan terjadi bila pembalikan
arus itu tidak terjadi pada saat yang tepat?. Coil akan keluar dari bawah
carbon brush dengan arus yang masih mengalir pada arah yang terdahulu. Meeting
point dengan arus pada jalur yang lain (disebut “neutral point”), terjadi tidak
dibawah carbon brush.
Perpindahan “neutral point” ini akan
membuat arus pada satu sisi dari carbon brush menjadi amat padat (crowded).
Kondisi ini akan membuat arus itu meloncat keluar sebagai electic spark untuk
mencapai titik balik berikutnya. Mesin elektrik besar bekerja dengan variasi
beban yang amat besar. Makin besar arus beban, makin sulit untuk mendapatkan
kondisi pembalikan arus saat coil bergerak dibawah carbon brush. Untuk mempercepat terjadinya pembalikan arah
arus coil dan menjaga agar “neutral point” tetap berada dibawah carbon brush,
pada mesin besar dipasang inter pole atau commutating pole (Gambar 2).
Pole atau kutub ini adalah kutub
kecil yang dipasang diantara kutub utama. Polaritasnya sama dengan polaritas
pole berikutnya di arah putaran pada generator sedangkan untuk motor sama
dengan polaritas pole sebelum-nya (dipandang dari arah putaran motor). Kerja dari inter
pole ini adalah untuk memperbaiki komu-tasi. Magnetisasi dari inter pole
membangkitkan tegangan pada armature coil pada saat coils ini bergerak pada
zone dibawah bidang kontak carbon brush.
Tegangan ini akan mempercepat
selesainya pembalikan arah arus dibawah carbon brush sebelum coil meninggalkan bidang
kontak carbon brush.
Inter pole dirancang untuk memperbaiki
komutasi sampai beban mencapai beban penuh, bahkan beban lebih. Tetapi apabila
terjadi over powering mendadak, magnetisasi pada pole ini tidak dapat segera
mengakomodasi perubahan mendadak ini. Perlu waktu beberapa detik untuk menyesuaikan.
Hal ini berarti tegangan yang timbul oleh inter pole tidak cukup untuk
mempercepat pembalikan arah arus dibawah carbon brush dan masih akan nampak ada
bunga api listrik. Pada suatu saat magnit di interpole ini juga akan jenuh.
Jadi ada keterbatasan juga dalam hal membantu memperbaiki komutasi. Ini terjadi
bila beban memang kelewat berat
EQUALIZER
COIL
LAP
WINDING (PARALEL WINDING)
Salah satu cara memasang coil pada
slot armature, adalah cara yang disebut lap winding atau lilitan gelung atau
paralel winding. Banyaknya sirkit parallel (parallen path) pada lilitan gelung sama
banyak dengan banyaknya kutub mesin. Karena flux per pole tidak pernah
benar-benar sama untuk semua kutub, tegangan pada sirkit-sirkit parallel (yang banyaknya
sirkit tergantung pada banyaknya pole). tidak semuanya akan sama besar.
Kondisi ini akan membuat adanya arus
sirkulasi, karena semua sirkit terhubung parallel. Walau hanya ada beda
tegangan yang kecil pada carbon brush, ia akan menyebabkan terjadinya arus
sirkulasi yang besar karena resistansi armature coil rendah (Gambar 3). Bila
arus sirkulasi ini dibiarkan melewati komutator ke carbon brush dan terus ke brush
holder yang tersambung ke bus rings, maka hal ini akan membuat komutasi jadi
jelek dan akan menimbulkan bunga api listrik pada carbon brush.
Untuk menghindari hal ini
digunakanlah equalizer coil untuk menghubungkan segmen komutator berpotensial
sama (yaitu segmen pada interval dua kali jarak carbon brursh). Periksa Gambar
3. Dengan demikian arus sirkulasi yang timbul akan mengalir melalui equalizer
coil, bukan melalui komutator ke carbon brush. Arus sirkulasi ini menimbulkan
magneto motvie force pada arah yang cenderung membawa fluks beberapa pole
menjadi sama besar. Dengan demikian arus sirkulasi neto akan terkurangi menjadi
amat kecil.
WAVE WINDING
(SERIES WINDING)
Cara lain memasang coil pada slot
armature adalah dengan mempergunakan coil wave winding atau lilitan gelombang
atau series winding. Pada winding type ini ada dua jalur parallel pada
armature, setiap jalur terdiri dari satu setengah kali armature conductor yang
terhubung seri satu sama lain. Tegangan pada setiap separo sirkit parallel
saling ditambahkan menjadi tegangan terminal mesin. Bila mesin menggunakan
winding type ini, tidak diperlukan equalizer winding.
KONSTRUKSI
Komutator dibuat dari segmen-segmen
tembaga dan plat-plat mika (Gambar 4). Segmen-segmen tembaga sering disebut “segmen
komutator” dan selanjutnya nama ini yang dipakai dalam tulisan ini.
Plat-plat mika isolator
komutator, secara fisik terpisah dan secara elektrik menjadi isolasi dari segmen
komutator dan memberi-kan tekanan yang diperlukan bagi stabilitas komutator.
Plat-plat ini dipotong dibawah permukaan komutator (undercut) untuk mencegah
interferensi dengan adanya geseran dari carbon brush ke permukaan komutator. Segmen
komutator dipotong dan disusun untuk membentuk se-buah silinder pada waktu dilakukan
assembling. Setiap segmen komutator punya riser pada satu sisi untuk membuat
sambungan ke armature coil.
Segmen komutator disusun sedemikian
sehingga tetap duduk pada posisinya oleh sebuah cap besi yang diikat dengan
baut pada steelshell (Gambar 6) Mica cones dibuat memiliki contour untuk
menyesuaikan diri antara shell dan cap dan menjadikannya isolasi segmen
komutator terhadap ground (armature).
Pada ujung insulator cone dipasang teflon
creepage band yang dibuat mencuat keluar, untuk melindungi mica dari kerusakan
dan memberikan permukaan creepage yang halus sehingga lebih mudah dibersihkan.
ARCH BOUND COMMUTATOR
Konstruksi komutator yang disebut arch
bound memberikan tekanan hanya pada permukaan segmen komutator yang bersudut 30
derajad (Gambar 5).
Tekanan ini disangga oleh arch
pressure (tekanan busur) dari segmen-segmen yang saling menekan satu sama lain
secara melingkar penuh, sesuai namanya “arch bound”. Ada clearance, biasanya
sekitar 1/16 in, antara 3 – 6 derajad permukaan segmen-segmen dengan mica cone,
yang meliputi slope luar commutator cap.
No comments:
Post a Comment